Berikut adalah tips
mengatur keuangan rumah tangga menurut islam :
Membuat
Prioritas Keungan Keluarga
Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahamai apa
kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya
servis, kesehatan, dan sebagainya. Tentu hal-hal tersebut harus dikelola dengan
baik dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan bukan berlebih-lebihan
menggunakannya.
Islam mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan baik. Hal
ini sebagaimana harta dalam islam adalah alat untuk dapat melaksanakan
kehidupan yang lebih baik dan juga memberikan manfaat yang banyak bagi umat.
Terlebih dalam islam terdapat aturan zakat untuk membersihkan harta sekaligus
menjaga keseimbangan ekonomi dalam islam.
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja
aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup” (QS Maryam : 31)
Hukum zakat pendapatan dalam Islam adalah bernilai wajib,
untuk itu zakat penghasilan adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan bagi
mereka yang sudah mencapai nasabnya. Zakat dan sedekah ini adalah hal yang
perlu dipertimbangkan dan masuk dalam rencana keuangan keluarga. Zakat dalam
Islam adalah tanggung jawab setiap person dan keluarga yang memiliki harta
lebih. Tidak boleh ada harta yang berlebihan dalam tiap keluarga, melainkan
harus ada distribusi ekonomi dari zakat maal misalnya, untuk dapat menciptakan
keadilan di masyarakat.
Prioritas keuangan dalam islam adalah sebagai berikut :
• Zakat
atau Sedekah
• Tabungan
• Hutang
(baca di : Hutang Dalam Pandangan Islam dan Berhutang Dalam Islam)
• Belanja
kebutuhan rumah tangga
Untuk itu, setiap ibu rumah tangga beserta suaminya harus
melakukan review terhadap anggaran yang sudah dibuat dan lebih baik jika
membuat dokumen finansial khusus untuk menyimpannya. Hal ini bertujuan agar
keuangan dapat terencana, jelas, terpantau, dan dapat dilakukan evaluasi
terhadapnya. Tentu, keluarga yang baik adalah yang menerapkan proses keuangan
secara rinci, detail, dan dapat di evaluasi masing-masing pemasukan dan
pengeluarannya.
Mengelola
Keuangan dengan Hemat dan Sederhana
Sebelum berbicara mengenai mengelola keuangan keluarga,
tentunya para keluarga muslim harus memahami terlebih dahulu bahwa Rasulullah
SAW mengajarkan umatnya untuk dapat hidup sederhana. Dapat kita ketahui bahwa
Rasulullah dan para sahabatnya meninggal dalam keadaan tidak meninggalkan
warisan yang banyak atau harta yang berlimpah. Mereka adalah para bangsawan
kaya, memiliki jabatan tinggi di masyarakat namun tidak bermewah-mewah dalam
hidupnya.
Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup sederhana berarti kita membatasi diri untuk
tidak hidup berlebihan, bergelimang harta dan kebahagiaan dunia. Apalagi jika
dengan kelebihan harta yang dimiliki tersebut membuat manusia tidak mau berbagi
dengan manusia yang lainnya.
Secara umum, semakin banyak dan besar harta yang dimilikinya
maka semakin tinggi pula dana sosial atau pemberian hartanya kepada umat.
Semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul untuk memberikan manfaat lebih
kepada masyarakat. Untuk itu, Rasulullah dan ajaran islam memberikan perintah
untuk dapat hidup sederhana dan juga tidak berlebih-lebihan. Hal ini
disampaikan sebagaimana dalam ayat Al-Quran.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al
A’raf : 31)
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan”. (QS Al An’am : 141)
Sebagaimana disampaikan pula pada ayat di atas bahwa Allah
memberikan rezeki dan tentunya rezeki tersebut wajib disedekahkan pada fakir
miskin. Umat islam dilarang untuk berlebih-lebihan dan menyimpan hartanya
sendiri, atau tidak membagikannya bagi ummat yang membutuhkan.
Membuat Tujuan Keungan Keluarga
Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai
islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk
dapat merencanakannya dengan baik. Segala sesuatu tentunya berasal dari tujuan.
Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut menjadi sia-sia.
Berikut adalah tujuan-tujuan dalam keuangan keluarga yang harus dipahami.
1. Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek
Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai
kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah
tangga. Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan
keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan
kegiatan kesehariannya.
2. Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang
Keuangan keluarga pun harus dapat mencapai tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana
pendidikan anak di masa depan, investansi, dan lain sebagainya. Dengan menjawab
kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan
mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau
kebutuhan praktis saja.
3. Mencapai Kebermanfaatan Keluarga
terhadap Umat
Kebermanfaatan keluarga terhadap umat adalah kontribusi
keluarga terhadap ummat. Bagaimanapun sebagai khlaifah fil ard yang bertugas
untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk membeirkan manfaatan
kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan. Untuk itu,
mencapai kebermanfaatan keluarga ini harus dicapai oleh keluarga yang sudah
mandiri secara finansial serta cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam keuangan keluarga pula, jangan sampai ada harta riba
di dalamnya. Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya
keberkehan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam. Hukum
riba dalam Islam adalah haram. Bahaya Riba bukan hanya di dunia, melainkan juga
di akhirat. Cara Menghindari Riba salah satunya adalah dengan cara mencari
perbankan atau pihak yang memberikan pinjaman tanpa riba.
Mencatat dan Mengatur Cash Flow Keuangan Keluarga
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga
harus melakukan hal-hal berikut ini. Diantaranya adalah mencatat keuangan
secara berkala.
1. Mencatat Penghasilan
Setiap penghasilan maka diharuskan untuk mencatatnya. Hal
ini untuk memudahkan mengetahui berapa penghasilan yang diterima dari keluarga
tersebut setiap bulannya. Pendapatan ini bisa dari gaji pokok, hasil bisnis
sampingan, bonus, dan lain sebagainya. Untuk penghasilan dapat dicatat agar
mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada,
agar dapat dilakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang harus
dikelola.
2. Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan
Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya dilakukan
sekali saat terbentuknya rumah tangga. Pengeluaran bulanan pun harus
direncanakan setiap bulannya, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan
kebutuhan. Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa
terjebak kepada gaya hidup yang salah. Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada
tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial,
ataupun kekurangan padahal dibutuhkan untuk kebutuhan yang seharusnya dapat dipenuhi.
Untuk itu dibutuhkan perencanaannya setiap bulan.
3. Membuat Rencanan
Pengeluaran Tahunan
Membuat rencana keuangan tidak hanya dilakukan setiap bulan,
melainkan juga setiap tahunnya. Untuk itu, setiap tahun biasanya ada
kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki
untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya. Untuk
itu setiap tahun baik awal atau akhir harus ada perencanaan keuangan sekaligus
memasukkan evaluasinya dari tahun sebelumnya.
Silahkan lihat page kami yang lain:
Gestun Jakarta / Gestun Pluit / Gestun Baywalk
Informasi tempat-tempat yang melayani jasa Gesek/Tarik Tunai dan
Dana Talangan Pelunasan Kartu Kredit Anda.
TERSEDIA 450+ TEMPAT GESTUN DI INDONESIA :
di berbagai kota di Indonesia :
Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Malang, Tegal, Salatiga, Solo, Makassar, Palu, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Batam, Bengkulu, Palembang, Jambi, Lampung, Lumajang, Mataram, Mojokerto, Pekanbaru, Sidoarjo, Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Cikampek, Purwakarta, Cikarang, Manado, Dll.
250+ TEMPAT GESTUN DI JAKARTA
DAN SEKITARNYA :
Ambassador Mall,
Benhil Raya, Bintaro, Blok M,
Casablanca, Cempaka Mas, Cengkareng, Cibubur, Cideng, Ciganjur, Cijantung, Cikini, Cilandak, Ciledug, Cililitan, Cinere, Citraland,
Daan Mogot, Duri Kepa, Duri Kosambi,
Fatmawati,
Gajah Mada Plaza, Gatot Subroto, Glodok, Grogol,
Jagakarsa, Jatinegara, Jelambar, Kalideres,
Kampung Melayu, Kebayoran Lama, Kelapa Gading, Kemanggisan, Kemayoran, Kota, Kuningan, Latumeten, Lebakbulus, Lenteng Agung,
Mangga Besar/Lokasari, Mangga Dua, Mega Kuningan, Menteng, Meruya, Muara Karang,
Otista,
Pancoran, Pasar Minggu, Permata Hijau, Pesanggrahan, Pluit, Pondok Labu, Pulogadung, Puri Indah/Kembangan,
Radio Dalam, Ragunan, Rasuna Said, Rawa Buaya, Rawamangun, Roxy,
Season City Mall, Semanan, Semanggi Plasa, Slipi Jaya, Srengseng, Sudirman,
Taman Anggrek, Taman Mini, Taman Palem, Tanah Abang, Tanjung Duren, Thamrin, Tebet,
Jakarta Lainnya
Tangerang
Depok
Bogor
Bekasi